Rabu, 15 September 2021

IDENTIFIKASI CERPEN KONTEMPORER GODLOB KARYA DANARTO

 


Cerpen kontemporer adalah cerita pendek yang berisikan kehidupan manusia yang terasing dari dunianya karena gencetan suasana metropolis, yang pemberontak, yang berada di tengah-tengah pergulatan nilai-nilai saling bertentangan yang membuktikan bahwa manusia mempunyai potensi-potensi unik.

Godlob karya Danarto merupakan salah satu cerpen kontemporer. Dikatakan kontemporer karena cerpen ini merupakan cerpen yang antitokoh, antilogika, antilatar, dan antialur, seperti terlihat pada bahasan berikut.

 

1)        Antitokoh

Dalam cerpen Godlob, tokoh-tokoh yang muncul tidak dijelaskan deskripsi mengenai asal-usulnya dan  sifat atau watak tokoh. Pengarang hanya mengisyaratkan gambaran mengenai tokoh dengan kegiatan yang dilakukan tokoh. Tokoh dalam cerpen ini adalah anak, ayah/suami, ibu, para pembesar dan orang.

 

2)        Antilogika

Salah satu ciri cerpen kontemporer adalah anti logika. Cerita pendek antilogika diartikan sebagai menyalahi dasar logika manusia pada umumnya. Cerita pendek disajikan secara tidak lazim dan berbeda dengan cerita pendek biasa atau cerita pendek inkonvensional. Cerpen Godlob karya Danarto mengangkat tema mengenai kehidupan sosial masyarakat yang memiliki persoalan begitu kompleks. Kepincangan-kepincangan dalam kehidupan diceritakan secara absurd. Dikatakan absurd karena berbagai karakteristiknya seperti alur dan peristiwanya serba tidak jelas, tidak menentu dan tidak logis menurut urutan logika sehari-hari. Peristiwa yang dihasilkan oleh lakuan dan pikiran, disajikan secara tumpang tindih. Akibatnya peristiwa itu seolah-olah tidak jelas lagi.

Persoalan yang muncul adalah ketika pada suatu hari seorang ibu datang ke depan kantor balai kota dengan memboyong jenazah anaknya yang telah diangkat sebagai pahlawan dan dikuburkan kemarin. Ibu itu menyatakan protes atas tindakan mantan suaminya yang berambisi memiliki anak yang menjadi pahlawan. Demi ambisinya itu, ia rela menghabisi nyawa anaknya sendiri, agar dianggap gugur di medan perang. Ketika itu, suaminya (ayah anaknya) pergi ke medan tempat berperang, di sana, ditemukannya banyak mayat, dan diantara mayat-mayat itu ada anaknya. Anaknya terluka parah dan masih hidup saat itu. Namun, karena terlalu bermabisi ingin menjadi ayah dari pahlawan, jalan apa pun itu akan ia tempuh. Dan satu-satunya jalan untuk dapat dikenang sebagai pahlawan adalah dengan gugur di medan perang. Oleh sebab itu, karena ia ingin anaknya dikenang sebagai pahlawan, maka ia pun membunuh anaknya.

Dalam cerpen ini, ceritanya benar-benar antilogika. Peristiwa yang diceritakan seperti ayah yang tega membunuh anaknya merupakan sesuatu yang di luar logika dan akal sehat.

 

3)        Antilatar

a)      Latar Tempat

Cerpen kontemporer sering kali mengusung latar tempat yang imajiner seperti di surga, di atas pelangi dan lain-lain. Namun latar tempat yang digambarkan dalam cerpen kontemporer seperti Godlob biasa saja. Sering kali latar tempatnya berubah-ubah tanpa ada alur yang jelas. Misalnya saja dari cerita yang mulanya mengusung latar tempat di medan perang, kemudian berpindah ke tempat lain seperti balai kota.

b)      Latar Waktu

Latar waktu yang digambarkan dalam cerpen kontemporer dipengaruhi oleh alur yang kadang zig-zag atau tidak teratur. Namun cerpen Godlob, latar waktu yang disuguhkan pengarang mengikuti alur maju. Hanya saja tidak dijelaskan kapan peristiwa yang ada dalam cerita itu terjadi.

c)      Latar Suasana

Seperti cerpen pada umumnya, cerpen kontemporer juga memiliki latar suasana. Namun, suasana yang dilukiskan pengarang tidak biasa atau mungkin tidak pernah dijumpai dalam kehidupan nyata. Misalnya saja suasana yang ada dalam cerpen Godlob, yaitu suasana ketegangan ketika di medan perang, medan perang bagaikan lapangan hitam, karena ditutupi puluhan ribu gagak yang menggerogoti jenazah-jenazah di tempat tersebut.

 

4)        Antialur

Ciri lain cerpen kontemporer yang juga ada dalam cerpen Godlob ini ialah antialur. Dalam cerpen Godlob, alurnya tidak begitu jelas dan tidak disertai dengan penjelasan mengenai mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi.Tidak ada hubungan atau kausalitas sebab-akibat dalam cerpen ini. Pengarang tidak menceritakan sebab anak tersebut terbunuh, melainkan langsung kepada akibat yaitu protes dari sang ibu. Dari awal pembukaan cerita menuju klimaks dibina oleh pengarang dengan penuh imajinasi. Namun pada akhir cerita, pembaca terpaksa menganga karena cerita selesai saat klimaks sedang berlangsung. Tidak ada kejelasan apakah sang suami akan dihukum atau tidak. Di sini pengarang membiarkan pembaca untuk turut berimajinasi dan mereka-reka bagaimana cerita ini berakhir.

0 komentar:

Posting Komentar